@Ashni Sastrosubroto
Novel yang berjudul “ Kamu Sekuat Aku “ menceritakan tentang kisah seorang wanita yang menderita penyakit Leukimia, pada awalnya dia sering merasakan pusing akan tetapi tak pernah ia perdulikan keadaannya. Hingga pada saatnya pusingnya sungguh sangat luar biasa. Untung saja orang tua si penderita sigap sekali dalam mengambil keputusan hingga pada akhirnya “ Ashya “ ( nama si penderita leukemia dalam novel ini ) di bawa ke singapur untuk menjalani pengobatan. Penyakit leukemia ini cepat sekali berkembang hingga pada akhirnya Ashya menjadi pesakitan yang begitu lemah. Awalnya Ashya tidak banyak mengeluh, pengobatannya dijalani dengan semangat karena dorongan ayah, ibu, adik-adik, keluarga besar, pacar, dan sahabat-sahabat dekatnya Ashya sendiri.
Pada suatu waktu, pacarnya Ashya tertangkap basah oleh sahabat Ashya karena sedang berselingkuh dengan wanita lain. Sungguh tega “ Adri “ ( nama kekasihnya Ashya yang berselingkuh ), disaat Ashya membutuhkan perhatiannya, ia malah asyih selingku dengan teman 1 kampusnya.. sejak saat itu sahabat Ashya pun bingung. Mau di ceritakan kepada Ashya atau di rahasiakan dari Ashya. Tapi menurut sahabatnya, lebih baik Ashya tau agar tiada lagi harapan untuk Ashya memikirkan Adri. Hati v begitu sakit setelah “ Siska “ ( Sahabat Ashya ) menceritakan tentang kelakuan Adri. Sungguh hati adri pun terluka amat sangat mendalam. Namun Ashya tidak boleh memikirkan hal ini terus menerus karena kondisi fisiknya yang begitu amat lemah. Rasa kecewa Ashya kepada Adri pun belum hilang, tak lama dari itu Ashya mendengar kabar kalau kakek tercintanya telah pergi meninggalkan dirinya untuk selama-lamanya. Hancur begitu sangat mendalam yang Ashya rasakan karena pada saat kakeknya meninggal, Ashya sedang tidak bersama kekeknya bahkan begitu sangat jauh dari kakeknya.
Sejak Ashya kehilangan orang-orang yang begitu Ashya sayang, Ashya begitu sangat menjadi wanita yang jiwa emosinya sangat tinggi. Tidak lagi mau meminum obat, terlebih lagi Ashya meminta untuk orang tua nya memberhentikan saja pengobatannya. Keluarga Ashya sangat begitu sabar memberikan pengertian kepada Ashya, namun tetap saja Ashya tidak mau mengerti tentang perjuangan orang tua nya yang telah habis-habisan membuang uang, waktu dan tenaga demi kesembuahan seorang Ashya anak pertamanya. Setelah Ashya merasa bahwa penyakitnya ini tiada akhirnya dan tak kunjung ada kemajuan, Ashya mulai menjauh dari Tuhan, tak lagi ia mau menyembah Tuhan dan tak lagi mau ia berdoa memohon kepada-Nya. Baginya Tuhan itu tidak Adil kepadanya. Kondisi Ashya makin hari semakin menurun dan melemah hingga Ashya hanya memiliki berat badan sebesar 28kg dengan tinggi 157cm, bisa kebayang bagaimana Ashya bisa berdiri menopang badannya. Oleh karena itu Ashya menggunakan kursi roda karena ketidakberdayaanya Ashya untuk berjalan bahkan berdiri pun Ashya tak sanggup.
Pada suatu waktu Ashya mengingat perjuangan orang tua nya dalam merawat dan mengobati Ashya dan Ashya pun merasakan bahwa tiada yang bisa menggantikan pengorbanan orang tuanya selain ia bisa buktikan bahwa ia bisa sembuh.. pencerahan dari diri Ashya membuat orang tuanya merasakan kebahagiaan yang sangat dalam. Ketika hendak Ashya menginginkan untuk melanjutkan pengobatannya di Singapur, ternyata ayahnya tidak bisa menemaninya karena sibuk mengerjakan beberapa pekerjaannya, dan ibunya pun harus menemani “ Trimi “ ( adik Ashya yang paling kecil ) yang akan di operasi Amandel. Hingga pada akhirnya Ashya di temani oleh adiknya “ Fachri “ ( adik Ashya yang berusia 17 tahun ). Tentu saja fachri merasa takut akan pesa orang tuanya untuk menjaga kakaknya yang sedang sakit keras. Ketika adiknya menjaga, Ashya tidak mau membuat adiknya cemas, rasa pusing yang Ashya rasakan pun tak Ashya ceritakan kepada Fachri hingga Ashya harus jatuh tak sadarkan diri. Tanpa membuang buang waktu Fachri dan Bi cicih membawa Ashya ke rumah Sakit. Namun kali ini Ashya bukanlah di bawa ke ruang perawatan, namun v masuk ke ruang ICU, kepanikan fachri semakin menjadi kerena melihat kakanya yang tak berdaya itu, fachri menelpon ayahnya dan keesokan harinya ayah Ashya datang ke singapur dan fachri kembali ke Indonesia karena kondisi fachri juga yang tidak sedang sehat.
Keluarga Ashya begitu di berikan cobaan bertubi-tubi dari mulai Ashya yang hampir 2 tahun ini menjalani pengobatan di Singapur, Trimi adiknya yang operasi amandel dan fachri yang harus dirawat di rumah sakit di Indonesia karena terserang penyakit Tipus sepulangnya dari Singapur. Melihat semua ini, hati Ashya merasa terketuk dan Ashya mau bertaubat dan memohon ampun kepada Allah dan memohon agar penyakitnya di berikan kesembuhan. Ternyata Allah memberikan mujizat kepada Ashya. Perlahan badan Ashya mulai berisi dan viris virus kankernya sudah bisa di pastikan hilang..
SEKIAN
** Allah SWT tidak akan memberikan cobaan di luar batas kemampuan umatnya. Apabila kita bisa bersabar dan memohon ampun, kita akan mendapatkan jawaban yang amat sangat membahagiakan..
0 komentar:
Posting Komentar