RSS

Patung Kehidupan

Suatu ketika, hiduplah seorang pematung. Pematung ini, bekerja pada seorang raja yang masyhur dengan tanah kekuasaannya. Wilayah pemerintahannya sangatlah luas. Hal itu membuat siapapun yang mengenalnya, menaruh hormat pada raja ini. Sang pematung, sudah lama sekali bekerja pada raja ini. Tugasnya adalah membuat patung-patung yang diletakkan menghiasi taman-taman istana. Pahatannya indah, karena itulah, ia menjadi kepercayaan raja itu sejak lama. Ada banyak raja-raja sahabat yang mengagumi keindahan pahatannya saat mengunjungi taman istana.
Suatu hari, sang raja mempunyai rencana besar. Baginda ingin membuat patung dari seluruh keluarga dan pembantu-pembantu terbaiknya. Jumlahnya cukup banyak, ada 100 buah. Patung-patung keluarga raja akan di letakkan di tengah taman istana, sementara patung prajurit dan pembantunya akan diletakkan di sekeliling taman. Baginda ingin, patung prajurit itu tampak sedang melindungi dirinya. Sang pematung pun mulai bekerja keras, siang dan malam. Beberapa bulan kemudian, tugas itu hampir selesai. Sang Raja kemudian datang memeriksa tugas yang di perintahkannya. "Bagus.Bagus sekali," ujar sang Raja."Sebelum aku lupa, buatlah juga patung dirimu sendiri, untuk melengkapi monumen ini."
Mendengar perintah itu, pematung ini pun mulai bekerja kembali. Setelah beberapa lama, ia pun selesai membuat patung dirinya sendiri. Namun sayang, pahatannya tak halus. Sisi-sisinya pun kasar tampak tak dipoles dengan rapi. Ia berpikir, untuk apa membuat patung yang bagus, kalau hanya untuk diletakkan di luar taman. Patung itu akan lebih sering terkena hujan dan panas, ucapnya dalam hati, pasti, akan cepat rusak. Waktu yang dimintapun telah usai. Sang raja kembali datang, untuk melihat pekerjaan pematung. Ia pun puas. Namun, ada satu hal kecil yang menarik perhatiannya.Mengapa patung dirimu tak sehalus patung diriku? Padahal, aku ingin sekali meletakkan patung dirimu di dekat patungku. Kalau ini yang terjadi, tentu aku akan membatalkannya, dan menempatkanmu bersama patung prajurit yang lain di depan sana. Menyesal dengan perbuatannya, sang pematung hanya bisa pasrah. Patung dirinya, hanya bisa hadir di depan, terkena panas dan hujan, seperti harapan yang dimilikinya.
***
Kawan, seperti apakah kita menghargai diri sendiri? Seperti apakah kita bercermin pada diri kita? Bagaimanakah kita menempatkan kebanggaan atas diri kita? Ada kalanya memang, ada orang-orang yang selalu pesimis dengan dirinya sendiri. Mereka, kerap memandang rendah kemuliaan yang mereka miliki. Namun, apakah kita mau dimasukkan ke dalam bagian itu. Saya percaya, tak banyak orang yang menghendaki dirinya mau dimasukkan sebagai orang yang pesimis. Kita akan lebih suka menjadi orang yang bernilai lebih. Sebab,Tuhan pun menciptakan kita tidak dengan cara yang main-main. Tuhan menciptakan kita dengan kemuliaan mahluk yang sempurna.
Dan teman, sesungguhnya, kita sedang memahat patung diri kita saat ini. Tapi patung seperti apakah yang sedang kita buat? Patung yang kasar, yang tak halus pahatannya, ataukah patung yang indah, yang memancarkan kemuliaan-Nya? Patung yang bernilai mahal, yang menjadi hiasan. Memang, tak ada yang tahu akan ditempatkan dimana patung-patung diri kita kelak. Karena hanya Tuhan lah Maha Tahu.  Karenanya, bentuklah patung-patung itu dengan indah. Pahatlah dengan halus, agar kita bisa ditempatkan ditempat yang terbaik, di sisi-Nya. Poleslah setiap sisinya dengan kearifan budi, dan kebijakan hati, agar memancarkan keindahan. Syukuri setiap lekuknya dengan kesabaran, dan keikhlasan. Pahatan yang kita torehkan saat ini, akan menentukan tempat kita di akhirat kelak. Bentuklah "patung" diri Anda dengan indah!

Sumber artikel, dari buku:
Sudarmono, Dr.(2010). Mutiara Kalbu Sebening Embun Pagi, 1001 Kisah Sumber Inspirasi. Yogyakarta: Idea Press. Volume 3. Hal. 564-566. ISBN 978-6028-686-402.

KERJA ADALAH SEBUAH KEHORMATAN

Seorang pemuda yang sedang lapar pergi menuju restoran jalanan dan iapun menyantap makanan yang telah dipesan. Saat pemuda itu makan datanglah seorang anak kecil laki-laki menjajakan kue kepada pemuda tersebut, “Pak mau beli kue, Pak?” Dengan ramah pemuda yang sedang makan menjawab “Tidak, saya sedang makan”. Anak kecil tersebut tidaklah berputus asa
dengan tawaran pertama. Ia tawarkan lagi kue setelah pemuda itu selesai makan, pemuda tersebut menjawab: “Tidak Dik saya sudah kenyang”. Setelah pemuda itu membayar ke kasir dan beranjak pergi dari warung kaki lima, anak kecil penjaja kue tidak menyerah dengan
usahanya yang sudah hampir seharian menjajakan kue buatan bunda. Mungkin anak kecil ini berpikir “Saya coba lagi tawarkan kue ini kepada bapak itu, siapa tahu kue ini dijadikan oleh-oleh buat orang di rumah”. Ini adalah sebuah usaha yang gigih membantu ibunda untuk menyambung kehidupan yang serba pas-pasan ini. Saat pemuda tadi beranjak pergi dari warung tersebut anak kecil penjaga kue menawarkan ketiga kali kue dagangan. “Pak mau beli kue saya?”, pemuda yang ditawarkan jadi risih juga untuk menolak yang ketiga kalinya, kemudian ia keluarkan uang Rp 2000,- dari dompet dan ia berikan sebagai sedekah saja. “Dik ini uang saya kasih, kuenya nggak usah saya ambil, anggap saja ini sedekahan dari saya buat adik”.
Lalu uang yang diberikan pemuda itu ia ambil dan diberikan kepada pengemis yang sedang meminta-minta. Pemuda tadi jadi bingung, lho ini anak dikasih uang kok malah dikasihkan
kepada orang lain. “Kenapa kamu berikan uang tersebut, kenapa tidak kamu ambil?. Anak kecil penjaja kue tersenyum lugu menjawab, “Saya sudah berjanji sama ibu di rumah, ingin
menjualkan kue buatan ibu, bukan jadi pengemis, dan saya akan bangga pulang ke rumah bertemu ibu kalau kue buatan ibu terjual habis. Dan uang yang saya berikan kepada ibu hasil usaha kerja keras saya. Ibu saya tidak suka saya jadi pengemis”. Pemuda tadi jadi terkagum dengan kata-kata yang diucapkan anak kecil penjaja kue yang masih sangat kecil buat ukuran
seorang anak yang sudah punya etos kerja bahwa “kerja itu adalah sebuah kehormatan”, kalau dia tidak sukses bekerja menjajakan kue, ia berpikir kehormatan kerja di hadapan ibunya
mempunyai nilai yang kurang. Suatu pantangan bagi ibunya, bila anaknya menjadi pengemis, ia ingin setiap ia pulang ke rumah melihat ibu tersenyum menyambut kedatangannya dan
senyuman bunda yang tulus ia balas dengan kerja yang terbaik dan menghasilkan uang.
Kemudian pemuda tadi memborong semua kue yang dijajakan lelaki kecil, bukan karena ia kasihan, bukan karena ia lapar tapi karena prinsip yang dimiliki oleh anak kecil itu “kerja adalah
sebuah kehormatan”, ia akan mendapatkan uang kalau ia sudah bekerja dengan baik.
Makna yang bisa diambil: Kerja bukanlah masalah uang semata, namun lebih mendalam
mempunyai sesuatu arti bagi hidup kita. Kadang mata kita menjadi “hijau” melihat uang, sampai akhirnya melupakan apa arti pentingnya kebanggaan profesi yg kita miliki.
Bukan masalah tinggi rendah atau besar kecilnya suatu profesi, namun yang lebih penting adalah etos kerja, dalam arti penghargaan terhadap apa yang kita kerjakan. Sekecil apapun
yang kita kerjakan, sejauh itu memberikan rasa bangga di dalam diri, maka itu akan memberikan arti besar.

Sumber artikel, dari buku:
Sudarmono, Dr.(2010). Mutiara Kalbu Sebening Embun Pagi, 1001 Kisah Sumber Inspirasi. Yogyakarta: Idea Press. Volume 2. Hal. 304-306. ISBN 978-6028-686-938.

Prospek Ekonomi Indonesia

Prospek Ekonomi Indonesia 2011 Menjanjikan
Boy Bakamaro dan Heppy Wahyudi
21/12/2010 07:43
Liputan6.com, Jakarta: Perrekonomian Indonesia pada 2010 dinilai sejumlah kalangan cukup menggembirakan. Di saat sebagian besar negara di dunia mengalami pertumbuhan negatif, perekonomian Indonesia justru tumbuh dengan laju sekitar enam persen.
World Economic Forum melaporkan, peringkat daya saing Indonesia untuk 2010-2011 naik 10 tingkat di angka 44 dari peringkat sebelumnya di level 54. Kenaikan itu terutama didorong kinerja makro ekonomi yang sangat baik. Linerja ekspor tumbuh pesat.
Komite Ekonomi Nasional atau KEN, lembaga yang ditugasi untuk memberi masukan kebijakan ekonomi kepada Presiden, meyakini laju ekonomi Indonesia tahun depan akan melaju lebih cepat. KEN berharap bisa mendorong pemerintah memaksimalkan momentum pertumbuhan ekonomi ini.
Antara lain dengan terciptanya koordinasi yang baik, pengambilan kebijakan yang cepat dan tepat, serta tetap mewaspadai gejolak keuangan global.  "Melakukan akselerasi, percepatan supaya ekonomi kita bisa tumbuh lebih cepat lagi," kata Chairul Tanjung, Ketua KEN, pada acara diskusi Prospek Ekonomi 2011 di Jakarta, Senin (20/12).
Dengan kebijakan ekonomi yang tepat, KEN yakin perekonomian Indonesia tahun depan akan tumbuh dengan laju 6,4 persen. Menurut KEN, tingkat konsumsi, investasi, dan ekspor akan mendorong pertumbuhan ekonomi kita secara serentak. Semetnara total out put perekonomian Indonesia diperkirakan mencapai Rp 7.726 triliun. Ini dikarenakan Indonesia baru memasuki fasa ekspansinya.
Meski begitu, lembaga penasehat ekonomi Presiden ini berharap pemerintah mewaspadai tantangan dan risiko di tahun mendatang. Tantangan tersebut baik gejolak keuangan dunia maupun faktor dalam negeri yang bisa berakibat buruk pada stabilitas ekonomi makro.(BOG)

Sumber :

Prospek Ekonomi Indonesia 2010 & 2011

Kamis, September 16, 2010 eri-communicator
Pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat mencapai 5,5-6,0% pada tahun 2010 dan meningkat menjadi 6,0-6,5% pada tahun 2011. Dengan demikian prospek ekonomi Indonesia akan lebih baik dari perkiraan semula. “Di samping tetap kuatnya permintaan domestik, perbaikan terutama bersumber dari sisi eksternal sejalan dengan pemulihan ekonomi global, seperti terlihat dari ekspor yang mencatat pertumbuhan positif sejak triwulan IV-2009
Pemulihan ekonomi global sangat jelas terlihat dari berbagai indikator ekonomi baik di negara maju (Amerika Serikat dan Jepang) maupun di kawasan Asia (Cina dan India). Di Amerika Serikat, pemulihan tercermin pada pengeluaran konsumsi masyarakat yang terus menguat dan dibarengi peningkatan respon di sisi produksi. Sementara di Jepang, ditandai oleh pertumbuhan positif pada triwulan terakhir 2009. Di Cina dan India, indikasi pemulihan ekonomi lebih jelas terlihat sebagaimana tercermin pada laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Berbagai perbaikan tersebut memberikan dampak positif bagi negara-negara yang menjadi mitra dagangnya, termasuk Indonesia.
Pemulihan ekonomi global berdampak positif terhadap perkembangan sektor eksternal perekonomian Indonesia. Kinerja ekspor non migas Indonesia yang pada triwulan IV-2009 mencatat pertumbuhan cukup tinggi yakni mencapai sekitar 17% dan masih berlanjut pada Januari 2010. Peningkatan ekspor tidak hanya terjadi pada komoditas pertambangan dan pertanian, tetapi juga ekspor komoditas manufaktur mulai mengalami peningkatan. Perkembangan ini mendukung pertumbuhan di sektor industri dan sektor perdagangan yang lebih tinggi dari perkiraan. Sementara itu, aktivitas impor sedikit meningkat sejalan dengan peningkatan ekspor tersebut, meskipun pada tingkat yang masih rendah. Transaksi berjalan di triwulan I-2010 diperkirakan mencatat surplus yang lebih besar dari perkiraan semula. Sementara itu, keyakinan investor asing terhadap prospek ekonomi Indonesia yang semakin membaik tercermin pada surplus transaksi modal dan finansial yang masih cukup tinggi. Dengan berbagai perkembangan tersebut, untuk keseluruhan tahun 2010 surplus NPI diperkirakan lebih baik dari perkiraan semula. “Tinggal 1 notch lagi bagi Indonesia untuk mencapai investment grade, sehingga akan semakin memberikan keyakinan yang lebih besar bagi investor asing untuk meningkatkan investasinya di Indonesia”, jelas Hartadi menanggapi perbaikan sovereign rating Indonesia oleh Fitch menjadi BB+ dari semula BB beberapa waktu yang lalu.
Disamping kinerja ekspor yang membaik tersebut, kegiatan konsumsi swasta juga menunjukkan perbaikan. Hal ini dikonfirmasi oleh peningkatan berbagai indikator konsumsi seperti impor barang konsumsi, penjualan mobil dan motor, serta penjualan ritel. Ke depan, pertumbuhan konsumsi rumah tangga diperkirakan tetap meningkat sejalan dengan pendapatan yang lebih tinggi karena income effect dari perbaikan ekspor dan terjaganya tingkat keyakinan konsumen.
Di sisi harga, tekanan inflasi diyakini belum akan signifikan setidaknya pada semester I-2010. Perkembangan inflasi dalam 2 bulan pertama 2010 masih tetap terjaga pada tingkat yang rendah. Relatif terkendalinya inflasi juga tercermin pada perkembangan inflasi inti yang turun dari 4,43% (yoy) pada bulan Januari 2010 menjadi 3,88% (yoy) pada bulan Februari 2010. Kenaikan inflasi IHK di awal tahun 2010 terbukti bersifat temporer, terutama karena kenaikan harga beras, dan diperkirakan tidak akan terjadi lagi lonjakan harga dalam beberapa bulan ke depan seiring dengan telah datangnya musim panen di berbagai daerah. Kemungkinan kenaikan tarif TDL, apabila kemudian tetap diberlakukan, diperkirakan juga tidak akan menimbulkan dampak yang besar terhadap inflasi sepanjang diterapkan terutama pada kelompok pelanggan besar. Secara keseluruhan, inflasi ke depan diyakini akan tetap terjaga pada sasaran yang ditetapkan yakni 5%+1% pada tahun 2010 dan 2011. “Meskipun kegiatan ekonomi domestik meningkat

Akhir Hidupku di Tangan Ibuku

Disuatu desa, ada sekeluarga miskin yaitu pa Bambang, bu Bambang dan seorang putrinya yang bernama  Alya. Kehidupan mereka sangat memprihatinkan. Pa Bambang hanya bekerja memperbaiki barang barang elektronik. Terlebih lagi ketika pa Bambang mengalami musibah yang mengalami dirinya menjadi lumpuh. Semenjak saat itu kehidupan mereka sangat sulit dan jauh lebih dari serba kekurangan.
Suatu ketika, istri pa Bambang berminat untuk menjadi TKW di Malaysia. Karena baginya pa Bambang tidak lah mampu untuk memberikan harta yang berlimpah kepadanya. Dengan berat hati pa Bambang pun harus merelakan kepergian istrinya itu ke Malaysia untuk menjadi seorang TKW disana. Setelah kepergian istrinya yang samapi saat ini tidak lah pulang dan tidak ada kabar, putus asalah pa Bambang menanti istrinya pulang ke kampung halaman. Bertahun tahun pa Bambang mendidik alya, hingga pada saat alya menjadi seorang gadis dewasa. Dan pada saat itu, alya meminta izin kepada ayahnya untuk pergi ke Malaysia mencari pekerjaan, awalnya pa Bambang tidak mengijinkan alya untuk pergi ke Malaysia karena baginya sudah cukup kehilangan istrinya dan dia tidak maau kehilangan anak yang amat sangat di sayangnya itu. Namun alya tetap meyakinkan ayahnya untuk mengijinkannya pergi ke negeri jiran tersebut. Dan akhirnya pa Bambang mengijinkan alya untuk pergi ke Malaysia dengan terpaksa.
Sesampanya di Malaysia, Alya bekerja di rumah pa raju dan bu raju. Perlakuan bu raju sanagat kasar terhadap alya. Tidak jarang alya mengeluarkan air matanya. Dan pa raju selalu berlaku baik kepada alya, namun pada suatu  malam, pa raju memasuki kamar alya dan hendak mencelakai alya. Alya terbangun dari tidurnya dan alya terkejut dengan perlakuan pa raju. Semenjak hal itu, alya berusaha kabur dari rumah majikannya. Namun belum sempat pergi jauh, bu raju menemukan alya. Di bawa pulanglah alya oleh bu raju. Alya di marahi habis habisan oleh bu raju dan sangat ingin rasanya alya bercerita hal yang terjadi dengan perlakuan pa raju. Namun pa raju mendesak alya untuk tidak bercerita kepada istrinya.
    Di suatu saat, pa raju akan memperkosa alya lagi , alya membela dirinya hingga pa raju harus jatuh dari atas balcon rumahnya. Dan langsung pa raju meninggal dunia.
Bu raju tidak terima atas kematian suaminya dan menuntut alya agar mendapatkan hukuman mati.
Di Jakarta, pa Bambang di datangi pihak kepolisian dari Malaysia yang member kabar bahwa alya sedang menajalani hukuman, dan hukuman yang akan di terimanya adalah hukuman mati. Dengan perasaan sedih, pa bambang segera menyusul alya ke Malaysia. Pengacara alya menyarankan agar pa Bambang meminta maaf kepada bu raju karena hanya maaf dari bu raju lah alya bisa terbebae dari hukuman matinya.
Berkali-kali pa Bambang mendatangi bu raju untuk minta maaf namun bu raju tidak mau menemuinya. Tidak putus asa pa Bambang mendatangi rumah bu raju, namun hasilnya sama saja, bu raju tidak mau memaafkan alya. Pihak kepolisian telah menghubungi bu raju akan eksekusi yang akan dilakukan terhadap alya sebentar lagi. Fikiran pa Bambang sangat kalut karena anak satu satunya akan menghadapi hukuman gantungnya. Pa Bambang tidak dapat berbuat apa apa dengan keadaan fisiknya yang cacat. Yang dapat dilakukannya hanyalah berdoa dan mencari cara untuk menemui bu raju yang tak kunjung mau untuk menemui pa bambang.
Pada saat akan di lakukan eksekusi, tentunya pa Bambang merasa sangat tidak terima lantaran alya, putri tunggalnya. Namun, beliau tidak dapat berbuat apa apa. Meskipun ia yakin bahwa anaknya tidak mungkin melakukan pembunuhan, tapi yang berkata adalah hokum dan bu raju tetap menuduh kalau alya lah yang sudah membunuh suaminya.
Dengan tenang alya berdoa kepada Allah agar jika waktunya tiba, alya meminta agar ayahnya di berikan perlindungan. Perminyaan terakhirnya hanyalah ingin bertemu ayahnya. Tetapi ayahnya tidak bisa menemuainya karena ayah alya dan pengacaranya pergi menemui bu raju untuk memohon agar alya di maafkan. Namun bu raju tetap saja tidak mau memaafkan alya. Hingga pada saat eksekusi alya dilakukan, bu raju masih saja tidak mau memaafkan alya.
Begitu sakit hatinya pa Bambang mendengar kabar bahwa eksekusinya telah selesai, pa Bambang langsung menemui bu raju, dan yang terjadi, ternyata bu raju adalah istri pa Bambang yang telah sekian tahun tidak pulang dan merupakan ibu kandung alya. Alya pun ternyata mendapat hukuman yang seharusnya tidak di dapatkan dari Ibu kandungnya sendiri. Sungguh sedih dan tidak bisa berkata apa apa setelah bu raju mengetahui bahwa alya adalah anak kandungnya sendiri. Dan semenjak kejadian itu, bu raju menjadi gila..

*SEKIAN*

Cerita Ini di Kutip dari : Film MNC TV yang berjudul " Akhir Hiduku di Tangan Ibuku "

Kemiskinan Negara Indonesia Tahun 2010

Jumlah Penduduk Miskin di Indonesia Pada Maret 2010

Jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Indonesia pada Maret 2010 mencapai 31,02 juta (13,33 persen), turun 1,51 juta dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret 2009 yang sebesar 32,53 juta (14,15 persen).

Selama periode Maret 2009-Maret 2010, penduduk miskin di daerah perkotaan berkurang 0,81 juta (dari 11,91 juta pada Maret 2009 menjadi 11,10 juta pada Maret 2010), sementara di daerah perdesaan berkurang 0,69 juta orang (dari 20,62 juta pada Maret 2009 menjadi 19,93 juta pada Maret 2010).

Persentase penduduk miskin antara daerah perkotaan dan perdesaan tidak banyak berubah selama periode ini. Pada Maret 2009, 63,38 persen penduduk miskin berada di daerah perdesaan, sedangkan pada Maret 2010 sebesar 64,23 persen.

Peranan komoditi makanan terhadap Garis Kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Pada Maret 2010, sumbangan Garis Kemiskinan Makanan terhadap Garis Kemiskinan sebesar 73,5 persen, sedangkan pada Maret 2009 sebesar 73,6 persen.

Komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai Garis Kemiskinan adalah beras, rokok kretek filter, gula pasir, telur ayam ras, mie instan, tempe, bawang merah, kopi, dan tahu. Untuk komoditi bukan makanan adalah biaya perumahan, listrik, angkutan, dan pendidikan.

Pada periode Maret 2009-Maret 2010, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) menunjukkan kecenderungan menurun. Ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung semakin mendekati Garis Kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin juga semakin menyempit.


1. Perkembangan Tingkat Kemiskinan Maret 2009-Maret 2010

Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2010 sebesar 31,02 juta orang (13,33 persen). Dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret 2009 yang berjumlah 32,53 juta (14,15 persen), berarti jumlah penduduk miskin berkurang 1,51 juta jiwa. Jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan turun lebih besar daripada daerah perdesaan. Selama periode Maret 2009-Maret 2010, penduduk miskin di daerah perkotaan berkurang 0,81 juta orang, sementara di daerah perdesaan berkurang 0,69 juta orang (Tabel 2). Persentase penduduk miskin antara daerah perkotaan dan perdesaan tidak banyak berubah dari Maret 2009 ke Maret 2010. Pada Maret 2009, sebagian besar (63,38 persen) penduduk miskin berada di daerah perdesaan begitu juga pada Maret 2010, yaitu sebesar 64,23 persen. Penurunan jumlah dan persentase penduduk miskin selama periode Maret 2009-Maret 2010 nampaknya berkaitan dengan faktor-faktor berikut:
a. Selama periode Maret 2009-Maret 2010 inflasi umum relatif rendah, yaitu sebesar 3,43 persen. Menurut kelompok pengeluaran kenaikan harga selama periode tersebut terjadi pada kelompok bahan makanan sebesar 4,11 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 8,04 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 3,85 persen; kelompok kesehatan sebesar 3,18 persen; kelompok sandang sebesar 0,78 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 2,08 persen, serta kelompok transpor dan komunikasi dan jasa keuangan sebesar 1,38 persen.

b. Rata-rata upah harian buruh tani dan buruh bangunan masing-masing naik sebesar 3,27 persen dan 3,86 persen selama periode Maret 2009-Maret 2010.

c. Produksi padi tahun 2010 (hasil Angka Ramalan/ARAM II) mencapai 65,15 juta ton GKG, naik sekitar 1,17 persen dari produksi padi tahun 2009 yang sebesar 64,40 juta ton GKG.

d. Sebagian besar penduduk miskin (64,65 persen pada tahun 2009) bekerja di Sektor Pertanian. NTP (Nilai Tukar Petani) naik 2,45 persen dari 98,78 pada Maret 2009 menjadi 101,20 pada Maret 2010.

e. Perekonomian Indonesia Triwulan I 2010 tumbuh sebesar 5,7 persen terhadap Triwulan I 2009, sedangkan pengeluaran konsumsi rumah tangga meningkat sebesar 3,9 persen pada periode yang sama.


2. Perubahan Garis Kemiskinan Maret 2009-Maret 2010

Garis Kemiskinan dipergunakan sebagai suatu batas untuk menentukan miskin atau tidaknya seseorang. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan. Selama Maret 2009-Maret 2010, Garis Kemiskinan naik sebesar 5,72 persen, yaitu dari Rp200.262,- per kapita per bulan pada Maret 2009 menjadi Rp211.726,- per kapita per bulan pada Maret 2010. Dengan memerhatikan komponen Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM), terlihat bahwa peranan komoditi makanan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Pada Maret 2009 sumbangan GKM terhadap GK sebesar 73,6 persen, dan sekitar 73,5 persen pada Maret 2010. Pada Maret 2010, komoditi makanan yang memberi sumbangan terbesar pada Garis Kemiskinan adalah beras yaitu sebesar 25,20 persen di perkotaan dan 34,11 persen di perdesaan. Rokok kretek filter memberikan sumbangan terbesar ke dua kepada Garis Kemiskinan (7,93 persen di perkotaan dan 5,90 persen di perdesaan). Komoditi lainnya adalah gula pasir (3,36 persen di perkotaan dan 4,34 persen di perdesaan), telur ayam ras (3,42 persen di perkotaan dan 2,61 di perdesaan), mie instan (2,97 persen di perkotaan dan 2,51 persen di perdesaan), tempe (2,24 persen di perkotaan dan 1,91 persen di perdesaan), bawang merah (1,36 persen di perkotaan dan 1,66 persen di perdesaan), kopi (1,23 persen di perkotaan
dan 1,56 persen di perdesaan), dan tahu (2,01 persen di perkotaan dan 1,55 persen di perdesaan). Komoditi bukan makanan yang memberi sumbangan besar untuk Garis Kemiskinan adalah biaya perumahan (8,43 persen di perkotaan dan 6,11 persen di perdesaan), biaya listrik (3,30 persen di perkotaan dan 1,87 persen di perdesaan), dan angkutan (2,48 persen di perkotaan dan 1,19 persen di perdesaan), dan biaya pendidikan (2,40 persen di perkotaan dan 1,16 persen di perdesaan).

3. Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan 

Persoalan kemiskinan bukan hanya sekedar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan. Selain harus mampu memperkecil jumlah penduduk miskin, kebijakan kemiskinan juga sekaligus harus bisa mengurangi tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan. Pada periode Maret 2009-Maret 2010, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) menurun. Indeks Kedalaman Kemiskinan turun dari 2,50 pada Maret 2009 menjadi 2,21 pada Maret 2010. Demikian pula Indeks Keparahan Kemiskinan turun dari 0,68 menjadi 0,58 pada periode yang sama. Penurunan nilai kedua indeks ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung semakin mendekati Garis Kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin juga semakin menyempit.

Nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di daerah perdesaan masih tetap lebih tinggi daripada perkotaan, sama seperti tahun 2009. Pada Maret 2010, nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) untuk perkotaan hanya 1,57 sementara di daerah perdesaan mencapai 2,80. Nilai Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) untuk perkotaan hanya 0,40 sementara di daerah perdesaan mencapai 0,75. Dapat disimpulkan bahwa tingkat kemiskinan di daerah perdesaan lebih buruk dari daerah perkotaan.

4. Penjelasan Teknis dan Sumber Data

a. Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Dengan pendekatan ini, dapat dihitung Headcount Index, yaitu persentase penduduk miskin terhadap total penduduk.

b. Metode yang digunakan adalah menghitung Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri dari dua komponen, yaitu Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan-Makanan (GKBM). Penghitungan Garis Kemiskinan dilakukan secara terpisah untuk daerah perkotaan dan perdesaan. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan dibawah Garis Kemiskinan.
c. Garis Kemiskinan Makanan (GKM) merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2100 kkalori per kapita per hari. Paket komoditi kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditi (padi-padian, umbi-umbian, ikan, daging, telur dan susu, sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, minyak dan lemak, dll).

d. Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM) adalah kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan. Paket komoditi kebutuhan dasar nonmakanan diwakili oleh 51 jenis komoditi di perkotaan dan 47 jenis komoditi di perdesaan.

e. Sumber data utama yang dipakai untuk menghitung tingkat kemiskinan tahun 2010 adalah data SUSENAS (Survei Sosial Ekonomi Nasional) Panel Modul Konsumsi Maret 2010. Jumlah sampel sebesar 68.000 rumah tangga dimaksudkan supaya data kemiskinan dapat disajikan sampai tingkat provinsi. Sebagai informasi tambahan, juga digunakan hasil survey SPKKD (Survei Paket Komoditi Kebutuhan Dasar), yang dipakai untuk memperkirakan proporsi dari pengeluaran masing-masing komoditi pokok bukan makanan.

di bawah ini adalah tabel kemiskinan Indonesia berdasarkan propinsi tahun 2010 :


Propinsi
Jumlah Penduduk Miskin (000)
Garis Kemiskinan (Rp)
Kota
Desa
Kota+Desa
Kota
Desa
Kota+Desa
NAD
173.4
688.5
861.9
308,306
266,285
278,389
Sumatera Utara
689.0
801.9
1490.9
247,547
201,810
222,898
Sumatera Barat
106.2
323.8
430.0
262,173
214,458
230,823
Riau
208.9
291.3
500.3
276,627
235,267
256,112
Jambi
110.8
130.8
241.6
262,826
193,834
216,187
Sumatera Selatan
471.2
654.5
1125.7
258,304
198,572
221,687
Bengkulu
117.2
207.7
324.9
255,762
209,616
225,857
Lampung
301.7
1178.2
1479.9
236,098
189,954
202,414
Bangka Belitung
21.9
45.9
67.8
289,644
283,302
286,334
Kepulauan Riau
67.1
62.6
129.7
321,668
265,258
295,095
DKI Jakarta
312.2
-
312.2
331,169
-
331,169
Jawa Barat
2350.5
2423.2
4773.7
212,210
185,335
201,138
Jawa Tengah
2258.9
3110.2
5369.2
205,606
179,982
192,435
DI Yogyakarta
308.4
268.9
577.3
240,282
195,406
224,258
Jawa Timur
1873.5
3655.8
5529.3
213,383
185,879
199,327
Banten
318.3
439.9
758.2
220,771
188,741
208,023
Bali
83.6
91.3
174.9
222,868
188,071
208,152
Nusa Tenggara Barat
552.6
456.7
1009.4
223,784
176,283
196,185
Nusa Tenggara Timur
107.4
906.7
1014.1
241,807
160,743
175,308
Kalimantan Barat
83.4
345.3
428.8
207,884
182,293
189,407
Kalimantan Tengah
33.2
131.0
164.2
220,658
212,790
215,466
Kalimantan selatan
65.8
116.2
182.0
230,712
196,753
210,850
Kalimantan Timur
79.2
163.8
243.0
307,479
248,583
285,218
Sulawesi Utara
76.4
130.3
206.7
202,469
188,096
194,334
Sulawesi Tengah
54.2
420.8
475.0
231,225
195,795
203,237
Sulawesi Selatan
119.2
794.2
913.4
186,693
151,879
163,089
Sulawesi Tenggara
22.2
378.5
400.7
177,787
161,451
165,208
Gorontalo
17.8
192.0
209.9
180,606
167,162
171,371
Sulawesi Barat
33.7
107.6
141.3
182,206
165,914
171,356
Maluku
36.3
342.3
378.6
249,895
217,599
226,030
Maluku Utara
7.6
83.4
91.1
238,533
202,185
212,982
Papua Barat
9.6
246.7
256.3
319,170
287,512
294,727
Papua
26.2
735.4
761.6
298,285
247,563
259,128
Indonesia
11097.8
19925.6
31023.4
232,988
192,354
211,726
           Sumber Artikel : Badan Pusat Statistik (BPS), www.bps.go.id